Kamis, 20 Agustus 2015

PM Yunani Alexis Tsipras Bakal Mengundurkan Diri


Jakarta, Siep-Asso.News---Pemerintah Yunani menyatakan bahwa Perdana Menteri Alexis Tsipras akan mengundurkan diri pada Kamis (25/8) untuk membuka jalan bagi pemilihan umum dini pada 20 September 2015 yang diharapkan mampu memadamkan sikap berontak di partai berideologi kiri Syriza dan menetapkan dukungan untuk program dana bantuan (bailout).


Seperti dikutip dari Reuters, keputusan Tsipras untuk kembali ke ‘kotak suara’ setelah tujuh bulan berkuasa semakin menambah ketidakpastian politik pada saat Yunani mulai menerima dana di bawah program bailout ketiga dengan kreditor asing.



Namun, pemilu dini seharusnya memungkinkan Tsipras untuk memanfaatkan popularitasnya dengan pemilih Yunani sebelum bagian terberat dari program dirasakan. Selain itu juga memungkinkan Tsipras untuk kembali ke berkuasa di posisi yang lebih kuat tanpa pemberontakan anti-bailout dalam partai Syriza.



Untuk diketahui, imbal hasil obligasi Yunani dengan tempo dua tahun melonjak 78 basis poin menjadi 12,15 persen. Sementara itu, bursa saham Yunani ditutup jeblok 3,5 persen.



"Tujuannya adalah untuk mengadakan pemilihan pada 20 September," kata satu sumber pemerintah, setelah Tsipras mengadakan pembicaraan dengan para penasihatnya. Pemimpin sayap kiri tersebut dikabarkan bakal berpidato pada pukul 8.00 waktu setempat.



Tsipras telah sejak lama diprediksi mengadakan pemilu dini pada musim gugur guna mengkonsolidasikan posisinya setelah mendapat tuntutan dari kreditur untuk lebih berhemat dan melakukan reformasi ekonomi sebagai imbalan atas pinjaman bailout senilai US$ 96 miliar.



Tapi, di sisi lain ia juga dipaksa untuk bergerak cepat kendati hampir sepertiga dari anggota parlemen Syriza menolak untuk kembali membahas program tersebut pada pekan lalu, membuat Tsipras kehilangan jaminan suara mayoritas.



Konstitusi Yunani yang kompleks memiliki ketentuan khusus untuk menyelenggarakan pemilu kurang dari 12 bulan setelah pemilihan sebelumnya. Nantinya, presiden harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan partai-partai besar lainnya untuk melihat apakah mereka dapat membentuk pemerintahan. Sebuah pilihan yang dinilai sangat tidak mungkin.



Karena sangat populer di kalangan pendukungnya setelah mencoba berdiri menghadapi zona euro dan kreditur IMF serta serangan oposisi, Tsipras secara luas diperkirakan tetap kembali berkuasa.



Sebuah jajak pendapat dari lembaga Metron Analysis pada 24 Juli mencatat dukungan untuk partai Syriza sebanyak 33,6 persen, menjadi pihak yang paling popular. Namun, hal itu tetap tidak cukup untuk bisa memerintah, tanpa adanya mitra koalisi. 



Sejak terpilih pada bulan Januari sebagai kepala pemerintahan sayap kiri radikal pertama dalam sejarah Yunani modern, Tsipras berjuang dalam pertempuran sengit dengan para kreditur yang telah memberi bantuan ke Yunani dengan syarat memotong anggaran dan menaikkan pajak.

Kebuntuan berkepanjangan atas permintaan tersebut memaksa Athena untuk menutup perbankan selama tiga minggu sebelum Tsipras akhirnya menerima program bailout di bawah ancaman keruntuhan keuangan dan keluarnya Yunani dari zona mata uang euro.


Bailout akhirnya disetujui di parlemen dan angsuran pertama bantuan dikucurkan. Hal itu memungkinkan Yunani untuk membayar utang kepada Bank Sentral Eropa yang jatuh tempo pada Kamis. Alhasil, Tsipras kemudian berubah fokus ke politik internal.


Noky Siep
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar